Widget HTML #1

Pengertian corrective maintenance (CM)

Pengertian corrective maintenance (CM). Kegiatan ini biasa disebut juga Dengan kegiatan reparasi atau perbaikan. Dalam Kegiatan ini biasanya tidak dapat direncanakan terlebih dahulu sebab hanya dapat diperbaiki setelah terjadi kerusakan, bahkan terkadang perbaikan tersebut bisa tertunda dan terlambat. Berikut adalah penjelasannya.

Apa Itu Corrective Maintenance (CM)?

Corrective Maintenance, atau yang biasa disebut CM, merujuk pada tindakan perbaikan yang diperlukan ketika suatu peralatan atau mesin mengalami kerusakan atau kerusakan operasional. CM bertujuan untuk mengembalikan peralatan tersebut ke dalam kondisi operasional yang optimal.

Definisi corrective maintenance (CM).

Corrective maintenance (CM) merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan setelah mesin atau fasilitas produksi mengalami kerusakan atau gangguan sehingga tidak dapat berfungsi dan memproduksi dengan baik dan benar.

CM juga biasa yang disebut sebagai mean active corrective maintenance time (MACMT), dimana itu hanya meliputi active time (meliputi dokumentasi) yang melibatkan designer.

Pengertian corrective maintenance (CM)

Pengertian corrective maintenance (CM) menurut para ahli

Corrective Maintenance (CM), atau pemeliharaan korektif, adalah tindakan perbaikan atau perawatan yang dilakukan setelah suatu peralatan atau sistem mengalami kerusakan atau kegagalan. CM dilakukan untuk mengembalikan peralatan atau sistem ke kondisi operasional yang normal setelah terjadi masalah atau kegagalan. Berikut adalah pengertian corrective maintenance menurut para ahli:
  1. Menurut Mulyadi (2009) dalam bukunya yang berjudul "Manajemen Pemeliharaan," Corrective Maintenance (CM) adalah tindakan perbaikan yang dilakukan setelah peralatan atau sistem mengalami kerusakan atau kegagalan untuk mengembalikan ke kondisi operasional yang normal.
  2. Menurut Prasetyo (2013) dalam bukunya yang berjudul "Pemeliharaan Mesin Industri," Corrective Maintenance (CM) adalah kegiatan perbaikan yang dilakukan pada peralatan industri setelah terjadi kerusakan atau kegagalan. Tujuan utama dari CM adalah untuk memulihkan peralatan tersebut agar dapat berfungsi kembali dengan baik.
  3. Menurut Juran and De Feo (2010) dalam buku mereka yang berjudul "Juran's Quality Handbook," Corrective Maintenance (CM) adalah salah satu bentuk perawatan yang dilakukan sebagai tanggapan terhadap kegagalan atau masalah yang terjadi pada produk atau peralatan. Tujuan CM adalah untuk memperbaiki masalah tersebut dan memastikan agar produk atau peralatan tersebut dapat digunakan kembali dengan efektif.
Corrective Maintenance biasanya dilakukan setelah adanya laporan kerusakan atau kegagalan, dan tindakan perbaikan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan untuk mengembalikan peralatan atau sistem ke dalam kondisi operasional yang baik.

Proses Kerja corrective maintenance (CM).

Kegiatan corrective maintenance bersifat perbaikan yakni menunggu sampai kerusakan terjadi terlebih dahulu, kemudian baru diperbaiki agar fasilitas produksi maupun peralatan yang ada dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga operasi dalam proses produksi dapat berjalan lancar dan kembali normal.

Apabila suatu perusahaan hanya mengambil tindakan untuk melakukan corrective maintenance saja, maka terdapat faktor ketidakpastian akan lancarnya fasilitas dalam proses produksi maupun peralatannya sehingga akan menimbulkan efek-efek yang dapat menghambat kegiatan produksi Apabila Nanti terjadi kerusakan maupun gangguan secara tiba-tiba pada fasilitas produksi yang dipakai perusahaan.

Tindakan corrective maintenance (CM) ini kelihatannya lebih murah biayanya dibandingkan tindakan preventive maintenance (PM). Namun, saat kerusakan terjadi selama proses produksi berlangsung, maka biaya perawatan akan mengalami peningkatan akibat terhentinya proses produksi. Selain itu, biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan akan membengkak pada saat terjadinya kerusakan tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tindakan ini lebih memusatkan permasalahan setelah permasalahan itu terjadi, bukan menganalisa masalah untuk mencegahnya agar tidak terjadi.

Tindakan corrective maintenance jauh lebih mahal, maka sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan kegiatan preventive maintenance. Diperlukan juga adanya pertimbangan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang mahal dan termasuk dalam ”critical unit” dari proses produksi, PM akan jauh lebih menguntungkan dibandingkan CM.

Corrective Maintenance dapat dihitung dengan MTTR (mean time to repair) dimana time to repair ini meliputi beberapa aktivitas yang biasanya dibagi ke dalam 3 grup, antara lain :
  1. Preparation time Waktu yang dibutuhkan untuk persiapan seperti mencari orang untuk pekerjaan, travel, peralatan sudah dipenuhi atau belum dan tes perlengkapan.
  2. Active Maintenance time Waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Meliputi waktu untuk mempelajari repair charts sebelum actual repair dimulai dan waktu yang dihabiskan dalam menverifikasi bahwa kerusakan tersebut sudah diperbaiki. Kemungkinan juga meliputi waktu untuk post-repair documentation ketika hal tersebut harus diselesaikan sebelum perlengkapan tersedia. Contohnya Aircraft.
  3. Delay Time (Logistic time) Waktu yang dibutuhkan untuk menunggu komponen dalam mesin untuk diperbaiki.

Alasan Pentingnya Corrective Maintenance

Corrective Maintenance (CM) memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan operasional peralatan dan sistem. Pentingnya CM terletak pada kemampuannya untuk merespons dan memperbaiki kerusakan atau kegagalan yang mungkin terjadi secara tiba-tiba. Dengan melakukan CM secara efisien, perusahaan dapat menghindari kerugian produksi yang disebabkan oleh downtime yang tidak terduga, menjaga keandalan peralatan, serta memperpanjang umur pakai peralatan. Selain itu, CM juga dapat membantu dalam identifikasi akar penyebab masalah, yang pada gilirannya memungkinkan perbaikan proaktif untuk mencegah kerusakan serupa di masa depan. Dengan demikian, CM berperan kunci dalam menjaga produktivitas dan efisiensi operasional suatu organisasi.

Langkah-Langkah dalam Melakukan Corrective Maintenance

Langkah-langkah dalam melakukan Corrective Maintenance (CM) melibatkan proses perbaikan peralatan atau sistem setelah terjadi kerusakan atau kegagalan. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan CM:
  1. Identifikasi Kerusakan: Langkah pertama adalah mengidentifikasi dengan jelas kerusakan atau kegagalan yang terjadi pada peralatan atau sistem. Ini bisa melibatkan pemeriksaan visual, analisis data, atau laporan dari pengguna peralatan.
  2. Evaluasi Dampak: Setelah kerusakan diidentifikasi, penting untuk mengevaluasi dampaknya terhadap operasional keseluruhan. Ini termasuk menilai potensi kerugian produksi, keselamatan, dan biaya yang terkait dengan kerusakan tersebut.
  3. Perencanaan Perbaikan: Selanjutnya, perencanaan perbaikan harus dilakukan. Ini mencakup menentukan sumber daya yang diperlukan, seperti suku cadang dan tenaga kerja, serta menentukan rencana tindakan yang detail.
  4. Perbaikan: Tahap perbaikan melibatkan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah direncanakan. Ini bisa mencakup penggantian komponen yang rusak, perbaikan mekanis atau elektrik, atau tindakan lain yang diperlukan untuk mengembalikan peralatan atau sistem ke kondisi operasional yang normal.
  5. Pengujian dan Verifikasi: Setelah perbaikan selesai dilakukan, peralatan atau sistem perlu diuji dan diverifikasi untuk memastikan bahwa kerusakan telah diperbaiki dengan baik. Hal ini mencakup pengujian fungsional dan pengukuran kinerja untuk memastikan segala sesuatu berjalan dengan benar.
  6. Dokumentasi: Semua langkah-langkah yang diambil selama proses CM harus didokumentasikan dengan baik. Ini termasuk catatan mengenai identifikasi kerusakan, rencana perbaikan, tindakan yang diambil, dan hasil pengujian.
  7. Pelaporan dan Evaluasi: Setelah CM selesai, penting untuk memberikan laporan kepada pihak terkait, seperti manajemen atau departemen terkait. Selain itu, proses CM perlu dievaluasi untuk memahami penyebab kerusakan dan memutuskan apakah tindakan pencegahan lebih lanjut diperlukan untuk mencegah kerusakan serupa di masa depan.
  8. Pencegahan: Sebagai langkah terakhir, perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan berdasarkan pelajaran yang didapat dari proses CM. Ini bisa mencakup perbaikan proaktif atau perawatan rutin untuk mencegah kerusakan yang serupa.
Langkah-langkah ini membantu dalam menjalankan Corrective Maintenance secara efisien dan memastikan peralatan atau sistem dapat kembali beroperasi dengan baik setelah mengalami kerusakan atau kegagalan.

Keuntungan dari Corrective Maintenance

Corrective Maintenance (CM) memberikan beberapa keuntungan yang signifikan bagi organisasi. Pertama, CM lebih fokus pada perbaikan yang diperlukan ketika ada kerusakan, sehingga dapat mengurangi biaya operasional harian yang terkait dengan pemeliharaan preventif yang mungkin tidak diperlukan. Kedua, CM memungkinkan organisasi untuk memaksimalkan umur pakai peralatan dengan tidak membuang-buang sumber daya pada tindakan perawatan rutin yang mungkin tidak dibutuhkan. Selain itu, CM memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap kinerja peralatan, sehingga masalah dapat diidentifikasi dan diperbaiki secara tepat waktu, mengurangi potensi kerugian produksi. Akhirnya, dengan fokus pada perbaikan saat terjadi masalah, organisasi dapat merespons secara lebih fleksibel terhadap kondisi operasional yang berubah dan berpotensi meningkatkan efisiensi dan produktivitas secara keseluruhan.

Kesimpulan

Corrective Maintenance adalah langkah kunci dalam menjaga peralatan dan mesin berkinerja optimal. Ini memberikan banyak manfaat, termasuk peningkatan umur pakai peralatan, pengurangan downtime, dan penghematan biaya.

Jadi, penting untuk memahami dan menerapkan Corrective Maintenance dengan benar dalam berbagai sektor industri. Terima kasih sudah berkunjung ke Dunia Pengertian

FAQs

1. Apa perbedaan antara Corrective Maintenance dan Preventive Maintenance?

  • Corrective Maintenance dilakukan setelah terjadi kerusakan, sementara Preventive Maintenance dilakukan untuk mencegah kerusakan.

2. Apa yang harus dilakukan jika peralatan sering mengalami kerusakan?

  • Jika peralatan sering mengalami kerusakan, penting untuk menganalisis penyebabnya dan mempertimbangkan perbaikan atau penggantian yang lebih baik.

3. Bagaimana cara memastikan Corrective Maintenance berjalan efisien?

  • Untuk memastikan efisiensi Corrective Maintenance, perlu dilakukan pemantauan rutin, perencanaan yang baik, dan pemilihan teknisi yang kompeten.

4. Apa peran teknologi dalam Corrective Maintenance?

  • Teknologi seperti pemantauan berbasis sensor dan pemeliharaan prediktif dapat membantu meningkatkan efisiensi Corrective Maintenance.

5. Apakah Corrective Maintenance cocok untuk semua jenis peralatan?

  • Corrective Maintenance cocok untuk sebagian besar jenis peralatan, terutama jika penggantian rutin tidak ekonomis.