Widget HTML #1

Pengertian Idealisme Serta Jenisnya

DuniaPengertian.Com - Idealisme telah dianut oleh tokoh-tokoh pemikir, baik dari Barat atau Timur selama lebih dari dua ribu tahun. Selama pertengahan kedua dari abad ke-19, idealisme merupakan filsafat Barat yang dominan. Di lain pihak, realisme, dengan asumsinya bahwa itu berdiri sendiri di luar pikiran manusia, telah diterima orang sepanjang sejarah.

Baca Juga : Seputar Pengertian Filsafat
Pengertian Idealisme Serta Jenisnya

Definisi Idealisme

Kata idealis dalam filsafat memiliki arti yang sangat berbeda dari artinya dalam bahasa sehari-hari. Secara umum kata idealis berarti:
  1. Seorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya;
  2. Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum ada.

Tiap pembaharu sosial adalah seorang idealis dalam arti kedua ini, karena ia menyokong sesuatu yang belum ada. Mereka yang berusaha mencapai perdamaian yang abadi atau memusnahkan kemiskinan juga dapat dinamakan idealis dalam arti ini. Kata idealis dapat dipakai sebagai pujian atau olok-olok. Seorang yang memperjuangkan tujuan-tujuan yang dipandang orang lain tidak mungkin dicapai, atau seorang yang menganggap sepi fakta-fakta dan kondisi-kondisi suatu situasi, sering dinamakan idealis.

Idealisme adalah suatu pandangan dunia atau metafisik yang mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas, atau sangat erat hubungannya dengan ide, fikiran atau jiwa. Dunia mempunyai arti yang berlainan dari apa yang tampak pada permukannya.Dunia difahami dan ditafsirkan oleh penyelidikan tentang hukum-hukum fikiran dan kesadaran, dan tidak hanya oleh metoda ilmu obyektif semata-mata.

Dikutip dari wikipedia Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang yang mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari abad 17 sampai permulaan abad 20 istilah ini banyak dipakai dalam pengklarifikasian filsafat.

Jenis-jenis Idealisme

Terdapat pengelompokkan-pengelompokkan tentang jenis-jenis idealisme, tetapi tidak ada suatu pengelompokkan yang benar-benar memuaskan karena terdapat tumpang tindih. Berikut ini akan diuraikan secarasingkat tentang idealisme subyektif, idealisme obyektif, dan personalisme.

a. Idealisme Subyektif (Immaterialisme)

Jenis idealisme ini kadang-kadang dinamakan mentalismeatau fenomenal-isme. Jenis ini sangat tidak dapat dipertahankan, karena paling banyak mendapat tantangan. Seorang idealis subyektif berpendirian bahwa akal, jiwa dan persepsi-persepsinya atau ide-idenya merupakan segala yang ada. Obyek pengalaman bukan benda material, obyek pengalaman adalah peersepsi. Benda-benda seperti bangunan dan pohon-pohonan itu ada, tetapi hanya ada dalam akal yang mempersepsikannya.

b. Idealisme Obyektif

Kelompok idealis obyektif modern berpendapat bahwa semua bagian alam tercakup dalam suatu tertib yang meliputi segala sesuatu, dan mereka menghubungkan kesatuan tersebut kepada ide dan maksud-maksud dari suatu akal yangmutlak (absolute mind). Hegel (1770-1831) memaparkan satu dari sistem-sistem yang terbaik dalam idealisme monistik ataumutlak(absolute). Kelompok idealis obyektif tidak mengingkari adanya realitas luar atau realitas obyektif. Mereka percaya bahwa sikap mereka adalah satu-satunya sifat yang bersifat adil kepada segi obyektif dari pengalaman, oleh karena mereka menemukan dalam alam prinsip: tata tertib, akal dan maksud yang sama seperti yang ditemukan manusia dalam dirinya sendiri.

c. Personalisme atau Idealisme Personal

Personalisme muncul sebagai protesterhadap meterialisme mekanikdan idealisme monistik. Bagi seorang personalis, realitas dasar itu bukannya pemikiran yang abstrak atau proses pemikiran yang khusus, akan tetapi seseorang, suatu jiwaatau seorang pemikir. Realitas itu termasuk dalam personalitas yang sadar. Jiwa (self) adalah satuan kehidupan yang tak dapat diperkecil lagi, dan hanya dapat dibagi dengan cara abstraksi yang palsu. Kelompok personalis berpendapat bahwa perkembangan terakhir dalam sains modern, termasuk di dalamnya formulasi teori realitas dan pengakuan yang selau bertambah terhadap 'tempat berpijaknya si pengamat' telah memperkuat sikap mereka. Realitas adalah suatu sistem jiwa personal, oleh karena itu realitas bersifatpluralistik. Kelompok personalis menekankan realitas dan harga diri dari orang-orang, nilai moral, dan kemerdekaan manusia.