Widget HTML #1

Pengertian Mujadalah serta Metode dan Tujuannya

Pengertian Mujadalah serta Metode dan Tujuannya. Dalam Al-qur’an menggariskan bahwa salah satu pendekatan dakwah adalah dengan menggunakan metode mujadalah yang lebih baik. Nah Apa yang dimaksud dengan Mujadalah..? Berikut adalah penjelasan seputar pengertian Mujadalah, Metode dan Teknik Mujadalah serta Tujuan mujadalah.

Definisi Mujadalah

Menurut Husayn Yusuf mengungkapkan arti mujadalah dengan al-Munaqasyah waalukhasyamah, yakni meminta penjelasan terhadap suatu masalah dengan secukupnya dan memenangkan perbantahan dengan argumentasi. Perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih tegas, karena targetnya adalah memperoleh menang.

Menurut Ibn Sina mengartikan mujadalah dengan upaya memperoleh penemuan yang dapat dijadikan hujjah terhadap segala sesuatu yang sedang tersebar (berkembang), sehingga ketika memberikan jawaban tidak dipertentangkan.

Sementara itu Hujjat al-Islam al-Ghazaliy dalam kitab Ikhya’ ‘Ulum al-Din mengartikan mujadalah sebagai keinginan untuk mengalahkan dan menjatuhkan seseorang dengan menyebutkan cela yang terdapat pada perkataannya, bahkan dengan menisbahkannya pada aib dan kebodohan. Karena itu, perdebatan bisa untuk kebaikan dan kejahatan. Perdebatan tidak akan berakhir kecuali salah satu pihak mengakui kekalahannya.

Menurut Al-Tabataba’iy, mujadalah dengan diperselisihkan kepada tegaknya kebenaran dengan tanpa kekerasan. Melainkan dengan cara-cara yang dapat ia terima dan atau dapat diterima oleh pihak lainnya.

Metode dan Teknik Mujadalah

  1. Mempersiapkan pendirian dan menyampaikan dengan perkataan yang sebaik-baiknya dan tidak berlebihan. Menjauhkan terjadinya perdebatan yang sengit itu lebih baik dari pada ia turut terlibat di dalamnya.
  2. Berkhidmat dalam memberikan jawaban atas pertanyan-pertanyaan adalah suatu tindakan yang bijaksana, demikian pula jawaban yang ringkas lagi padat yang disertai dengan teknik-teknik tertentu yang tajam.
  3. Tidak mencampuri sesuatu yang bukan bidang spesialisasi anggota diskusi. Sekiranya terpaksa harus mencampurinya, maka perkataan hendaknya disesuaikan serta disertai dengan isyarat atau penjelasan bahwa anda belum mempelajarinya secara detail dan mendalam.
  4. Lemah lembut dan berhati-hati, yakni menaruh perhatian dan mendengarkan sungguh-sungguh dalam sebuah diskusi agar informasi informasi yang dikemukakan dalam forum diskusi tersebut menjadi pelajaran bagi anggota diskusi, bahkan seseorang dapat mengambil faedah dari hal tersebut.
  5. Berbudi yang baik, seperti: tidak memutus pembicaraan orang yang sedang berbicara, menyebutkan nama orang dengan sebutan yang sebaik- baiknya dan tidak membeda-badakan antara satu dengan yang lainnya.
  6. Kesimpulan dalam diskusi (mujadalah) hendaknya berkecenderungan memperoleh hasil yang dilakukan dengan tingkatan yang paling utama. Jika melihat pembahasan atau penelitian menuju ke arah tersebut, memang hal itulah yang dikehendaki.

Tujuan mujadalah

  1. Tujuan mujadalah pada khususnya ialah berusaha untuk menghindarkan berbagai malapetaka yang akan menimpa pada seseorang atau kaum tertentu.
  2. Diharapkan dapat menyadarkan hati membangunkan jiwa dan menerangi akal pikiran, ini merupakan penolakan bagi orang yang enggan melakukan perdebatan dalam agama.
  3. Untuk menangkal dan menolak dengan cara-cara yang paling baik terhadap orang-orang menentang dan melawan dakwah, terutama ketika berhadapan dengan lawan-lawan yang menggunakan cara-cara kebatilan untuk mematahkan dan menghancurkan dakwah.